Postingan

Fana Untuk Kita

 Fana Untuk Kita Rachel Angel Samosir Tiada terbilang diantara sekepul atma yang berlarian Menembus batas seluk beluk tak tampak Dia yang terjerat Dia yang terseret diantara bebatuan jalan nestapa Keringat menetes, memberi rintiknya jatuh Diantara dinginnya tapak yang hampir goyah Katanya, kata itu hanya sebatas kata yang lewat saja Datang hanya untuk sekadar bergurau di atas ketidakpastian Apalah yang dicari di tempat ciptaan yang Esa ini Bahkan ketika kau mati, kau hanya sebatas nisan tak bersuara Kala napasmu masih berhembus, sendumu seakan mengikatmu sampai layu Pikiranmu menjelajah kemana-mana Bahkan kurusmu menandakan kemanangan sukar yang tak dirindukan itu Apalah dunia itu, kau hanya bertamu  Untuk sejumput waktu yang tak kau kira sampai kapan  Sadarlah, semua hanya kefanaan yang akan berakhir saat tiba waktunya

Aspirasi Yang Terkekang Aku

Aspirasi Yang Terkekang Aku Rachel Angel Samosir Dia dan suara itu Terkekang di antara ruang tak terjamah Meniup batin yang semakin mendera asa Habis ditikam oleh aku Rapuh dimakan waktu yang sia Seolah semua akan berakhir tanpa riak Pikir apa kau, muda-mudi? Mematung di antara semak duri yang menghujam nadimu Menjadikan amarah penguasa atas luka yang terkoyak Biarkan dia, biarkan dia bebas Meluap di antara dinding yang dicerca Darimu, olehmu dia lepas Aspirasi yang buat kau dilema Mencuat ke permukaan Memberi diri dibebaskan Merdeka atas kalbu yang lelah berkelana di atas riuh ombak tak berperikemanusiaan

Mama

Mama Rachel Angel Samosir Aku adalah anak yang lahir dari kandungmu Berada dalam dekapanmu ketika tubuh ini masih lemah tak berdaya Melihatmu yang indah parasnya ketika mataku terbuka untuk pertama kali Tiada lebih indah dari susunan huruf yang selalu kusebut tatkala siang jua malam Terima kasih untuk membersamaiku sedalam ini Untuk hari-hari yang mama habiskan Mengasuh, merawat, memasak makanan yang ku suka Keluhmu bahkan lenyap ditelan oleh cintamu yang menghujaniku Walau ragaku berkelana di atas riak yang bersajak  Jejak kicauan yang terdengar dari fananya api oleh kayu kecil Kabut yang melalang buana di antara ranting tak bernyawa Tiada pudar cintamu di antara detik bersamaku Pusaran kasih yang tiada hujung Darimu, untukku -Rachel S.

Kepada Dia Si Penyair Bintang

Kepada Dia Si Penyair Bintang Rachel Angel Samosir Kepada dia si penyair bintang Dibisikkannya rintik kata itu Untuk dimaknai bersama sarayu yang melewati pinggiran pelita Syahdu melekat begitu kuat Tatkala setelah melewati 7 kali lembaran tercoret Untuk menemukan jiwa yang tertukar Bersama dengan perahu penuh tumpang tiada arti Merasakan sejumput per-kata yang dirangkai Agar indah untuk diucap Bersama dengan waktu yang menentukan tempat singgahnya

Si Puti dan Tuan Baik

Si Puti & Tuan Baik Rachel Angel Samosir Langkah kecilmu tertatih-tatih di sepanjang jalan Lusuh bulumu oleh debu jalanan Kubangan air memandikan tubuhmu Kurus karna tak makan Tak ada yang iba Melihat saja enggan terjadi Kau menggigil tuk menunggu tuan baik datang Ramai jalanan seakan bisu dalam keluhan Bila kau bisa berucap Kata-kata yang terlontar bisa menembus kulit terkuat Alam semesta tak ada yang pasti Semua rahasia tertutup rapat Hingga sore itu menjawab keresahan Ada yang tergerak Akal dan jiwanya masih berfungsi Memungut si kecil dari ketidakpastian

Rayuan Hidup

Rayuan Hidup Rachel Angel Samosir Adakalanya ombak itu memecah kesunyian Seperti dia yang merayu daun jatuh Agar mau dijemput oleh angin  Sebelum mereda saat tiba waktunya Tiada yang lebih sabar Dari api yang tetap membara di atas potong kecil kayu Tiada mudah bagi dia yang tetap menapak Walau jalannya terseok-seok

Pemilik Kabar

 Pemilik Kabar Rachel Angel Samosir Tuannya begitu tabah Menjalani sederhana hidup Meromantisasi jalannya yang pelik Agar selalu syahdu dalam jiwa Panjang perjalanan ini seakan pertanda Bahwa jalanan yang ditempuh  Melewati batas raga tiada ujung